my funny galery

Senin

LANJUTAN.....MAKALAH KEBIDANAN KOMUNITAS


BAB III
MASALAH KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan persaingan global yang semakin ketat menuntut kita semua untuk menyiapkan manusia indonesia yang berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Upaya tersebut haruslah secara konsisten dilakukan sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan, masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kesakita dan kematian bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya, kapan dan dimanapun dia berada. Untuk menjamin kwalitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesinya kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik dari aspek input, proses dan output

1.      Kematian ibu dan bayi
Angka kematian ibu (AKI) diindonesia diperkirakan 248/100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Itu artinya jika diperkirakan setiap tahun ada lima juta yang melahirkan maka setiap tahun pula ada sebanyak 18.000 ibu yang meninggal dunia atau dua orang ibu setiap satu jam. Dan tiga penyebab utama kematian ini adalah pendarahan (28%), eklamsia (24%), dan infeksi (11%). Berdasarkan data itu pula, angka kematian ibu Indonesia menempati peringkat tertinggi di asia tenggara
Persoalan terpenting lainnya adalah persoalan kelangsungan hidup anak. Dari 18 juta balita yang ada di Indonesia saat ini, paling tidak 5 juta diantaranya menderita kekurangan gizi dan 1,7 juta lainnya mengalami gizi buruk (kompas, 26/1/2007). Penyebabnya adalah faktor kemiskinan dan faktor lain adalah budaya dan ketidaktahuan. Hal ini pula yang menyebabkan tingginya angka kematian bayi (AKB) di Indonesia. Berdasarkan human development report tahun 2007, AKB Indonesia bertengger pada posisi 43,5/1000 kelahiran hidup, dan itu artinya dari 5 juta bayi yang lahir, 217 ribu diantaranya meninggal dunia atau sekitar 650 anak setiap harinya.
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 42%, eklamsi 13%, komplikasi aborsi 11%, infeksi 10%, partus lama 9%, tidak diketahui 15% (sosial ekonomi, pendidikan, kedudukan dan peran wanita, sosial budaya, transfortasi). Penyebab kematian bayi adalah derajat kesehatan hamil rendah dan komplikasi obstetri, tumbang janin dalam kandungan terhambat, proses persalinan (aspiksia, trauma, hipotemi)
2.      Kehamilan remaja
Hasil survey dilaporkan bahwa perilaku sekssual remaja yang mengaku terus terang pernah hubungan seks adalah perempuan: < 1% dan laki-laki : 5%, dan hasil survey lainnya melaporkan siswa-siswi di 3 SMU DKI 2002 pernah hubungan seks, yang terdiri dari laki-laki 8,9 % dan perempuan: 7,2 % angka remaja hamil di Indonesia masih sulit untuk didapatkan karena masih ditutupi/dirahasiakn. Dalam hal ini perlu peran para bidan untuk mensosialisasikan fungsi alat reproduksi diakalangan remaja pra puberitas dan  pubertas
Pengalaman seksual dan penggunaan kondom (susenas 2002)
Umur
Wanita
Laki-laki
15-19 tahun
34,7%
30,9%
20-24 tahun
48,6%
46,5%
Tempat tinggal


Kota
44,2%
44,1%
desa
30,3%
29,9%

Masalah yang berhubungan dengan kehamilan remaja adalah jumlah/proporsi besar (22,9), penanganan belum komprehensif, kurangnya info yang benar dan adanya penolakan beberapa pihak sekolah terhadap pemberian pendidikan seks kepada remaja. Akibat yang paling terlihat adalah meningkatkan angka aborsi yang tidak aman serta perkawinan usia muda.
3.      Unsafe abortion
Berdasarkan penjelasan pasal 15 ayat 12 UU Kes NO. 23/1992 dinyatakan bahwa peluang untuk beraborsi tetap terbuka, tetapi hanya dilakukan dalam keadaan darurat. Pengertian unsafe abortion adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan tindakan yang tidak steril serta tidak aman, secara medis. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari aborsi adalah gangguan psikis, perporasi, infeksi, dan syok.
Peran bidan dalam menangani unsafe abortion adalah memberikan penyuluhan pada klien tentang efek-efek yang ditimbulkan dari tindakan unsafe abortin. Untuk bidan atau nakes perlu disadari bahwa siapa saja yang melakukan tindakan aborsi tanpa indikasi (ilegal) dan dijerat hukum denda dan hukuman kurungan serta perjanjian kepada Tuhan YME.
4.      BBLR
Berat badan bayi < 2500 gram. Masih rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan, semakin tinggi morbilitas dan mortilitas bayi. Faktor predisposisi BBLR adalah
Faktor ibu : riwayat kelahoran premature sebelumnya, HAP, malnutrisi, hidramnion, penyakit kronis (jantung), hipertensi, umur ibu < 20 tahun, dan > 30 tahun, jarak kehamilan < 2 tahun. Faktor janin : cacat bawaan, KPD, hidramnion. Ekonomi yang rendah. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan, merokok
5.      Tingkat kesuburan
Tingkat fertilitas/tingkat kesuburan yang mana sumbernya adalah PUS (pasangan usia subur) merupakan salah satu masalah kebidanan komunitas yang perlu mendapatkan perhatian karena dengan tingginya tingkat fertilitas tanpa diiringi tingkat pengetahuan akan system reproduksi akan meningkatakan AKI dan AKB. Peran bidan adalah membertikan penyuluhan pada PUS tentang system reproduksi dalam kehidupan suami istri
Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan
Biasanya disebabkan oleh tingkat kepercayaan masayarakat pada dukun masih tinggi, rendahnya profesionalisme bidan dalam menolong persalinan kurangnya pendakatan personal antara bidan dan bumil, peran bidan dalam hal ini adalah lebih meningkatkan kebersamaan dengan anggota masyarakat meningkatkan profesionalisme dalam bidang pertolongan persalinan/ilmu kebidanan.
6. PMS
PMS adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Umumnya mata rantai penularan PMS adalah PSK. Rasio penularan akan meningkat bila pemakaian kondom dan hubungan seksual dengan PSK tidak dilakukan. PMS yang banyak ditemui gonorrhoe, sifilis, trikomoniasis, herpes simplek, HIV/AIDS.
Peran bidan adalah memberikan penyuluhan tentang resiko yang ditimnulkan akibat seks bebas yang dilakukan bukan dengan pasangan yang sah terutamadengan PSK, penyuluhan tentang penggunaan kondom dalam kondisi tertentu. Perilaku dan sosialbudaya yang berpengaruh pada pelayanan kebidanan di  komunitas.
Masalah- Masalah Lain Yang  Berhubungan Dengan Sosial Budaya adalah
a.      kurangnya pengetahuan, salah satunya dibidang kesehatan
b.      adat istiadat yang dianut atau berlaku di wilayah setempat
c.       kurangnya peran serta masyarakat
d.      perilaku masyarakat yang kurang terhadap kesehatan
e.      kebiasaan-kebiasaan atu kepercayaan negatif yang berlaku negatif dan positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar