HIPOTESIS KOMPARATIF 2 SAMPEL BERPASANGAN
(NON PARAMETRIK)
Hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan dilakukan
dengan menguji ada tidaknya perbedaan antara nilai variabel dari dua kelompok
sampel yang berpasangan. Kelompok sampel berpasangan dapat berbentuk satu
sampel yang diukur sebanyak 2 kali.
Misalnya: sebuah penelitian ingin mengetahui
bagaimana dampak promosi penjualan melalui iklan terhadap peningkatan volume
penjualan. Untuk itu dapat dilakukan dengan membandingkan volume penjualan antara
sebelum ada iklan dengan sesudah ada iklan. Dalam hal ini, pemberian
iklan disebut sebagai sebuah ”perlakuan”, sedangkan penjualan sebelum ada iklan
disebut sebagai ”kontrol”. Sampel yang berpasangan juga dapat terjadi
karena ada 2 kelompok yang dipasangkan. Kelompok yang satu, misalnya; untuk
penjualan dengan tanpa melalui iklan; sedangkan kelompok yang kedua penjualan
dengan melalui iklan.
Teknik statistik yang dapat digunakan adalah McNemar
Test, Wilcoxon Test, dan Sign Test. Biasanya teknik McNemar Test dan Wilcoxon
test digunakan apabila data yang tersedia adalah data nominal. Sedangkan teknik
sign test digunakan apabila datanya berbentuk data ordinal.
Teknik
statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan
dengan data nominal. Rancangan penelitian yang digunakan biasanya menggunakan
model ”sebelum dan sesudah”. Oleh karena itu, hipotesis penelitiannya adalah
membandingkan antara sebelum perlakuan dan sesudah ada perlakuan.
KASUS:
Sebuah penelitian dilakukan untuk
mengetahui apakah ada pengaruh pemberian penyuluhan lapangan dengan keputusan
pasangan keluarga untuk mengikuti program keluarga berencana. Untuk membuktikan
hal tersebut diambil sampel penelitian sebanyak 30 pasangan keluarga. Sebelum
dilakukan konseling, peneliti mendata terlebih dahulu pasangan yang ber-KB dan
yang tidak ber-KB. Kemudian mendata kembali pasangan yang ber-KB setelah
dilakukan penyuluhan. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 1.1
Pasangan
yang ikut keluarga berencana dan yang tidak ikut keluarga berencana sebelum dan
sesudah penyuluhan
No
|
sebelum
|
sesudah
|
No
|
sebelum
|
sesudah
|
No
|
sebelum
|
sesudah
|
1
|
0
|
1
|
11
|
0
|
0
|
21
|
0
|
0
|
2
|
1
|
1
|
12
|
0
|
1
|
22
|
1
|
1
|
3
|
0
|
1
|
13
|
0
|
1
|
23
|
1
|
1
|
4
|
0
|
1
|
14
|
0
|
1
|
24
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
15
|
0
|
0
|
25
|
0
|
1
|
6
|
1
|
1
|
16
|
1
|
1
|
26
|
1
|
1
|
7
|
0
|
0
|
17
|
0
|
0
|
27
|
0
|
0
|
8
|
1
|
1
|
18
|
0
|
1
|
28
|
1
|
0
|
9
|
0
|
0
|
19
|
1
|
1
|
29
|
0
|
1
|
10
|
1
|
1
|
20
|
0
|
1
|
30
|
0
|
1
|
Langkah-langkah kegiatan penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Judul Penelitian: ”Pengaruh
Pemberian penyuluhan Terhadap Keputusan pasangan keluarga untuk mengikuti
program KB”.
2.
Variabel
penelitian: Pemberian penyuluhan dan keputusan mengikuti program KB.
3.
Rumusan
masalah: ”Apakah ada pengaruh pemberian penyuluhan terhadap keputusan pasangan
keluarga untuk mengikuti program KB?”
4.
Hipotesis:
Ho: ”Tidak ada pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap keputusan pasangan
keluarga untuk mengikuti program KB”.
Ha: ”Ada pengaruh kegiatan penyuluhan terhadap keputusan
pasangan keluarga untuk mengikuti program KB”
5.
Kriteria
pengujian hipotesis: Apabila koefisien proporsi (p) lebih kecil dibandingkan
dengan koefisien a, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
6. Analisis data
dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil
analisis di atas, maka didapatkan koefisien proporsi (p) = 0,022. Dengan
demikian koefisien p lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang
ditetapkan, yaitu a = 0,05 ( P < a). Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan
tidak ada pengaruh pemberian penyuluhan terhadap keputusan pasangan keluarga
untuk mengikuti program KB dinyatakan ditolak. Artinya, kegiatan penyuluhan
berpengaruh terhadap keputusan pasangan keluarga untuk mengikuti program KB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar